Di tengah ketidakpastian ekonomi global dan tantangan domestik yang terus berlangsung, China telah melaporkan peningkatan 4% dalam penjualan ritel selama dua bulan pertama tahun 2025. Hasil positif ini menjadi tanda ketahanan dalam ekonomi negara tersebut saat terus pulih dari dampak pandemi COVID-19 dan mengelola transformasi ekonominya.
Data yang dirilis oleh Biro Statistik Nasional China menunjukkan bahwa pengeluaran konsumen, yang sangat penting untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi jangka panjang, telah menunjukkan perbaikan yang signifikan. Dua bulan pertama tahun ini, yang biasanya merupakan periode lebih tenang karena liburan Tahun Baru China, tetap melihat peningkatan yang solid dalam aktivitas ritel, mengisyaratkan pemulihan dalam kepercayaan konsumen dan potensi pergeseran menuju pertumbuhan konsumsi domestik yang lebih berkelanjutan.
Faktor Kunci di Balik Pertumbuhan Penjualan Ritel
Beberapa faktor telah berkontribusi terhadap pertumbuhan penjualan ritel, termasuk yang berikut:
- Kinerja Kuat di E-commerce:
E-commerce terus menjadi kekuatan dominan di sektor ritel China. Munculnya platform belanja online, disertai dengan sistem pembayaran digital yang semakin canggih, telah menjadi penggerak utama pertumbuhan penjualan ritel. Seiring dengan perubahan kebiasaan konsumen yang terus bergerak ke arah pembelian digital, infrastruktur e-commerce yang luas di negara ini telah memfasilitasi pertumbuhan merek domestik dan internasional. - Pemulihan Kuat dalam Kepercayaan Konsumen:
Setelah pandemi, konsumen China secara bertahap telah mendapatkan kembali kepercayaan untuk berbelanja, terutama di kota-kota dan daerah yang berhasil mengelola dampak COVID-19. Pemulihan sektor-sektor kunci seperti pariwisata, rekreasi, dan perhotelan telah mendorong permintaan akan barang dan jasa, yang pada gilirannya berdampak positif pada penjualan ritel. Langkah-langkah stimulus pemerintah, yang dirancang untuk mendorong konsumsi domestik, juga membantu meningkatkan sentimen konsumen. - Kebijakan Pemerintah untuk Merangsang Pengeluaran:
Pemerintah China telah aktif berupaya mendukung ekonomi dengan menerapkan beberapa kebijakan yang bertujuan untuk merangsang pengeluaran konsumen. Ini termasuk peningkatan subsidi untuk kendaraan listrik (EV), peningkatan peralatan rumah tangga, dan pembelian teknologi hijau. Kebijakan-kebijakan ini semakin memperkuat permintaan di sektor-sektor tertentu, berkontribusi pada pertumbuhan keseluruhan penjualan ritel. - Perbaikan di Sektor Jasa:
Sektor jasa telah melihat peningkatan aktivitas, dengan pengeluaran untuk layanan seperti hiburan, makan, dan produk kesehatan menunjukkan pertumbuhan yang kuat. Dorongan pemerintah untuk mendorong pariwisata domestik dan perluasan industri hiburan dan kesehatan lokal juga telah berkontribusi pada peningkatan pengeluaran konsumen.
Kategori yang Mendorong Pertumbuhan Penjualan Ritel
Dalam sektor ritel yang lebih luas, beberapa kategori telah menunjukkan perbaikan yang mencolok:
- Mobil dan Elektronik: Penjualan ritel mobil, khususnya kendaraan listrik (EV), telah menjadi area pertumbuhan kunci. Permintaan untuk EV didorong oleh insentif pemerintah dan minat konsumen yang semakin meningkat terhadap teknologi hijau. Selain itu, elektronik, terutama smartphone dan peralatan rumah tangga, telah melihat peningkatan permintaan.
- Pakaian dan Perawatan Pribadi: Produk pakaian dan perawatan pribadi, terutama yang dijual melalui platform e-commerce, juga mengalami pertumbuhan yang stabil. Konsumen Tiongkok semakin fokus pada kesehatan dan perawatan pribadi, yang mendorong pembelian barang-barang terkait kesehatan, kosmetik, dan peralatan kebugaran.
- Makanan dan Minuman: Dengan kembalinya lebih banyak aktivitas sosial, terdapat kebangkitan dalam layanan makanan dan restoran. Penjualan ritel di sektor ini, termasuk restoran dan toko makanan khusus, telah membaik seiring dengan perubahan perilaku konsumen yang beralih menuju makan di luar dan membelanjakan produk makanan premium.
Tantangan di Depan untuk Pertumbuhan Berkelanjutan
Meskipun peningkatan 4% dalam penjualan ritel pada awal 2025 terlihat menjanjikan, Tiongkok menghadapi beberapa tantangan ke depan yang dapat mempengaruhi keberlanjutan pertumbuhan ini:
- Tren Demografi: Populasi Tiongkok yang menua menjadi tantangan jangka panjang bagi pengeluaran konsumen. Demografi yang lebih tua cenderung menghabiskan lebih sedikit untuk barang-barang yang tidak penting, yang dapat memperlambat pertumbuhan penjualan ritel seiring dengan terus menua populasi.
- Ketidakpastian Ekonomi Global: Gangguan pada rantai pasokan global, ketegangan geopolitik, dan fluktuasi dalam perdagangan internasional tetap dapat menjadi risiko bagi sektor ritel Tiongkok. Sebagai pemain utama dalam perdagangan global, setiap penurunan signifikan dalam permintaan global bisa berdampak negatif pada pasar ritel di Tiongkok.
- Tekanan Inflasi: Inflasi yang meningkat, baik domestik maupun internasional, dapat mempengaruhi daya beli konsumen Tiongkok. Harga barang dan jasa yang lebih tinggi mungkin menyebabkan penurunan permintaan, terutama untuk barang yang tidak penting.
- Perubahan Preferensi Konsumen: Meskipun e-commerce terus berkembang, konsumen Tiongkok semakin mencari produk yang lebih berkelanjutan dan etis. Penekanan yang meningkat pada masalah lingkungan dan keberlanjutan dapat menggeser permintaan menuju produk yang lebih ramah lingkungan, yang mungkin menjadi tantangan bagi pemain ritel tradisional.
Jalan di Depan
Meskipun menghadapi tantangan ini, pertumbuhan 4% dalam penjualan ritel di dua bulan pertama tahun 2025 menunjukkan bahwa konsumsi domestik Tiongkok sedang dalam jalur yang positif. Upaya pemerintah untuk meningkatkan pengeluaran konsumen, dikombinasikan dengan pergeseran yang semakin meningkat menuju konsumsi digital dan ramah lingkungan, menunjukkan potensi untuk pertumbuhan jangka panjang. Namun, sektor ritel Tiongkok perlu tetap gesit dalam merespons perubahan perilaku konsumen dan faktor ekonomi eksternal untuk dapat mempertahankan momentumnya.
Dalam beberapa bulan mendatang, data penjualan ritel akan memberikan wawasan lebih lanjut tentang seberapa baik Tiongkok dapat mengatasi tantangan ini dan terus mendorong konsumsi sebagai pilar utama pertumbuhan ekonomi. Jika momentum ini berlanjut, pasar ritel Tiongkok mungkin menjadi penggerak utama baik pemulihan ekonomi domestik maupun tren konsumsi global.