Korea Utara, yang dikenal karena isolasi politik dan ekonominya, kini menarik perhatian dunia terkait kepemilikan Bitcoin. Menurut laporan terbaru, negara tersebut dilaporkan memiliki cadangan Bitcoin yang lebih besar daripada negara-negara seperti El Salvador dan Bhutan, yang sebelumnya dikenal sebagai negara yang secara resmi mengadopsi Bitcoin sebagai mata uang legal.
Korea Utara dan Bitcoin: Mengapa Ini Menarik?
Korea Utara telah lama dipandang sebagai negara yang misterius, dengan kebijakan ekonomi yang sangat tertutup dan pengawasan ketat terhadap warganya. Namun, beberapa laporan menyebutkan bahwa Korea Utara telah mengakumulasi Bitcoin dalam jumlah signifikan melalui aktivitas ilegal di dunia maya. Negara ini diketahui terlibat dalam peretasan, penipuan, dan pencurian digital untuk memperoleh cryptocurrency, dengan tujuan untuk menghindari sanksi internasional dan mendapatkan dana bagi mendukung program-program pemerintahnya.
Menurut data yang tersedia, Korea Utara dilaporkan memiliki cadangan Bitcoin yang jauh melebihi El Salvador dan Bhutan, dua negara yang telah mengadopsi Bitcoin sebagai bagian dari kebijakan ekonomi mereka. El Salvador, yang menjadi negara pertama yang menjadikan Bitcoin sebagai mata uang resmi pada tahun 2021, memiliki cadangan sekitar 2. 300 BTC, sementara Bhutan, yang mengadopsi Bitcoin sebagai alat pembayaran internasional, juga memiliki cadangan serupa.
Bagaimana Korea Utara Bisa Memiliki Bitcoin Dalam Jumlah Signifikan?
Korea Utara memperoleh sebagian besar cadangan Bitcoin-nya melalui serangkaian serangan dunia maya yang menargetkan berbagai sektor, termasuk industri cryptocurrency, bursa kripto, dan bahkan lembaga-lembaga keuangan global. Kelompok peretas yang dikenal sebagai “Lazarus Group”, yang diyakini beroperasi atas nama pemerintah Korea Utara, telah meluncurkan serangkaian serangan siber yang memberikan keuntungan besar dalam bentuk Bitcoin.
Sumber yang mengidentifikasi peretasan ini mencatat bahwa Korea Utara tidak hanya bergantung pada serangan dunia maya, tetapi juga menyusup ke dalam ekosistem cryptocurrency global untuk menyita koin-koin kripto yang dicuri. Dalam beberapa kasus, negara ini berhasil memperoleh miliaran dolar melalui pencurian cryptocurrency dan melakukan pencucian uang dengan cara yang sulit dilacak.
Dampak Kepemilikan Bitcoin oleh Korea Utara
Kepemilikan Bitcoin oleh Korea Utara menimbulkan berbagai kekhawatiran bagi komunitas internasional. Dengan cadangan Bitcoin yang besar, negara ini memiliki potensi untuk memanfaatkan aset digital tersebut untuk mendanai kegiatan yang tidak diinginkan, termasuk program senjata nuklir dan penghindaran sanksi ekonomi yang diterapkan oleh negara-negara Barat.
Selain itu, keberadaan Bitcoin dalam jumlah besar di tangan negara seperti Korea Utara dapat memperburuk ketegangan geopolitik di Asia, terutama terkait dengan stabilitas kawasan dan potensi negara tersebut untuk memperkuat pengaruh ekonomi dan politiknya dengan cara yang tidak konvensional.
Tanggapan Dunia Internasional
Masyarakat internasional, termasuk lembaga-lembaga keuangan global dan regulator, telah mengeluarkan berbagai peringatan terkait penggunaaan Bitcoin dan cryptocurrency oleh Korea Utara. Organisasi internasional seperti PBB telah memberikan perhatian khusus terhadap potensi penyalahgunaan aset digital oleh negara ini untuk mendanai program-program terlarang.
Namun, karena sifat Bitcoin yang terdesentralisasi dan anonim, melacak dan membekukan cadangan Bitcoin yang dimiliki oleh negara seperti Korea Utara menjadi tantangan besar. Meski demikian, upaya negara-negara besar untuk mengatur dan memantau transaksi cryptocurrency semakin diperkuat untuk mencegah penyalahgunaan lebih lanjut.
Kesimpulan
Keberadaan cadangan Bitcoin yang besar di tangan Korea Utara menunjukkan bahwa negara ini semakin mahir dalam memanfaatkan teknologi dan sistem keuangan digital untuk mendukung tujuan politik dan ekonominya. Sementara El Salvador dan Bhutan telah mengambil langkah berani dengan mengadopsi Bitcoin sebagai bagian dari kebijakan ekonomi mereka, kehadiran Bitcoin dalam jumlah signifikan di tangan Korea Utara membawa konsekuensi yang lebih rumit dan penuh tantangan bagi keamanan global serta stabilitas finansial.
Masyarakat internasional perlu terus memantau situasi ini dengan cermat dan berkoordinasi dalam upaya untuk mengurangi risiko penyalahgunaan cryptocurrency oleh negara-negara yang terisolasi atau terlibat dalam kegiatan yang membahayakan stabilitas dunia.